Produk dari UX writing adalah micro copy yang biasanya muncul pada navigasi dan notifikasi pada website dan app. Kualitas micro copy sangat berpengaruh terhadap user experience dan juga konversi. Bertujuan untuk membangun komunikasi dan memudahkan pengguna, tentunya seorang UX writer harus menerapkan strategi yang tepat. Jika pada artikel sebelumnya NORE sedikit membahas tentang UX writing dan copywriting serta perbedaanya, kali ini mari kita bahas mengenai rumus 3B dalam UX writing.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Online Kreatif dan Laris di Bulan Ramadhan
Table of Contents
Be Clear (Jelas)
Pastikan micro copy memiliki maksud yang jelas dan menggunakan pemilihan kata mudah dipahami. Jika pengguna tidak memahami instruksi atau informasi yang diberikan, artinya copy yang digunakan tidak berjalan dengan efisien. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan:
- Pahami dan ambil perspektif pengguna.
- Perbanyak perbendaharaan kata.
- Gunakan kalimat yang singkat dan hindari jargon teknis. Contohnya:
Be Concise (Ringkas)
Ruang kerja UX writer di user interface seringkali terbatas, misalnya pada tombol atau pop-up instruksi di aplikasi. Sampaikanlah informasi secara ringkas. Semakin singkat copy yang ditulis, info yang diberikan semakin cepat untuk dibaca dan dicerna. Jika ada dua kalimat dengan maksud yang sama, pilih yang paling pendek dan informatif. Contohnya:
Kalimat A: Log in to comment (O)
Kalimat B: You must log in before you can leave a comment (X)
Kalimat A: Beli (O)
Kalimat B: Membeli barang (X)
Kalimat A: Coba lagi (O)
Kalimat B: Mohon maaf, Anda dapat mengulang kembali sesaat lagi (X)
Tentunya menampilkan info dengan singkat dan efisien bukan berarti ruang kreatif seorang UX writer terbatas. UX writer dapat berkreasi dan membuat copy yang menarik. Rancanglah copy dengan bahasa yang bersahabat untuk pengguna dan pastikan komunikasi di antara media digital dan pengguna terjalin dengan baik.
Be Helpful (Memudahkan)
Salah satu tujuan utama dari UX writing adalah memastikan kualitas user experience yang terbaik. Copy yang ditulis diharapkan dapat memandu pengguna untuk menavigasi dan mengoperasikan website maupun app. UX writer harus memiliki pemahaman tentang pengguna dan juga tren. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Apakah copy mudah dipahami dan sesuai dengan demografi user?
- Apakah copy cukup jelas dibaca dalam waktu singkat?
- Apakah copy mudah dipahami pengguna baru?
Dengan perubahan dunia digital yang pesat, perlu dilakukan riset secara berkala untuk memastikan apakah copy yang digunakan dapat mencapai tujuan dan memberikan kenyamanan pada pengguna.
Ingat untuk selalu menerapkan rumus 3B ini dalam UX writing di website dan app Anda, ya. Bookmark dan bagikan artikel ini jika Anda menyukainya.
Belum punya website atau app untuk bisnis Anda? Ke NORE aja. Layanan lengkap dengan pemeliharaan dan pengoperasian serta budget fleksibel. Konsultasi GRATIS, kunjungi headquarter Nore Inovasi Semarang di Gedung SETOS Lantai Dasar G10, Jl. Inspeksi Gajahmada, Semarang.