Haii teman-teman, kembali lagi bersama Nono! Kali ini Nono punya sebuah topik yang agak sedikit kontroversial yaa. Nah, pembahasan hari ini adalah apakah AI berbahaya di masa depan? humm.. jujurly Nono agak ragu karena pandangan orang-orang berbeda yah. Tapi, Nono disini tidak ingin membahas tentang yang akan terjadi dikemudian hari! Melainkan tentang peristiwa yang telah terjadi yang ada hubungannya dengan perkembangan AI dan Nono akan menyimpulkan sesuai sudut pandang Nono! Gimana? Tertarik? Gass sini mimin bahas!
Baca juga : AI: Antara Masa Depan Yang Menjanjikan Dan Tantangan Etika Yang Mendalam
1. AI Mempromosikan Plagiarisme
Kenapa begitu? Mari kita bahas!. Seperti kita tahu, ada banyak platform AI yang beredar di internet, Salah satunya adalah ChatGPT. ChatGPT adalah AI berbasis command yang artinya AI akan melakukan apapun yang pengguna perintahkan. Tapi pastinya dengan adanya keuntungan ini pasti ChatGPT juga memiliki keterbatasannya sendiri. Berikut adalah keterbatasan ChatGPT :
Keterbatasan ChatGPT:
- Jawaban Tampak Masuk Akal Tetapi Salah:
ChatGPT dapat memberikan jawaban yang terdengar masuk akal tetapi sebenarnya tidak benar. Sulit memperbaikinya karena selama pelatihan tidak ada sumber kebenaran.
- Sensitivitas terhadap Penyelarasan dan Percobaan Berkali-kali:
Model dapat memberikan jawaban yang berbeda tergantung pada penyelarasan atau percobaan pertanyaan yang sama.
- Kelebihan Kata dan Frasa Tertentu:
Model cenderung terlalu panjang dan berulang, dipengaruhi oleh preferensi pelatihan untuk jawaban yang lebih komprehensif.
- Kurangnya Pertanyaan Klarifikasi:
Model tidak cenderung mengajukan pertanyaan tambahan untuk mengatasi pertanyaan ambigu.
- Respon terhadap Instruksi Berbahaya atau Perilaku Bias:
Meskipun ada usaha untuk menolak permintaan tidak pantas, ChatGPT masih dapat merespons instruksi berbahaya atau menunjukkan perilaku bias. Penggunaan Moderation API masih belum sempurna.
ChatGPT dapat membantu sobat Nore dengan PR sekolah, koding, bahkan membuat cerita. Hampir semua aspek dan bidang yang dapat ditulis telah sepenuhnya dikuasai ChatGPT. Sayangnya teknologi ChatGPT seringkali disalahgunakan oleh banyak kalangan. Tidak sedikit tugas atau karya tulisan yang merupakah hasil ChatGPT dikumpulkan ke pihak sekolah dan instansi lainnya.Dan tidak sedikit karya tersebut sumbernya adalah hasil karya orang lain. Kasih pesan positif, misalnya: Bijak dalam menggunakan teknologi ya, sobat. ChatGPT bisa digunakan sebagai sumber untuk mencari inspirasi, bukan untuk plagiarisme.
2. Berkurangnya Kreativitas dan Inovasi
Selanjutnya Nono punya pendapat lagi nih tentang hal ini. Nono sudah melihat banyak karya gambar yang beredar di media sosial yang ternyata hasil karya AI dan diakui sebagai hasil karya sendiri. Dengan perkembangan zaman, banyak sekali alat yang dapat memudahkan seniman untuk membuat sebuah karya dengan lebih mudah. Dulu seniman harus menggunakan media tradisional seperti kertas, kanvas, pensil, cat, dan lainnya. Jika membuat kesalahan bisa fatal akibatnya karena tidak ada tombol undo, hehehe.Tapi dengan media gambar digital sekarang para seniman dapat melukis dan menggambar tanpa adanya ketakutan melakukan kesalahan karena dapat dengan mudah menghapus kesalahan tersebut. Walaupun begitu untuk membuat suatu karya original masih membutuhkan waktu, dana, dan tenaga.
Sangat disayangkan ketika hasil jerih payah digital artist tetap kalah dengan AI generated picture. Bagi generasi muda tentunya sudah tidak asing lagi dengan AI generated picture. Secara singkat, AI generated picture adalah gambar yang dibuat oleh AI. Terdapat banyak website dan platform yang menyediakan jasa AI generated picture yang bersirkulasi di Internet. Gimana nasib kreativitas dan inovasi kalo keberadaan seniman udah nggak dihargai?
Contoh gambar dibawah adalah hasil dari AI generated picture yaitu poster dari film Indonesia berjudul “Pasutri Gaje”, sangat realistis bukan?
3. Membuat Ketergantungan
Mari ambil ChatGPT sebagai contoh. Para generasi muda mulai bergantung kepada ChatGPT dalam mengerjakan tugas. Tidak sedikit dari kalangan pelajar dan mahasiswa ketahuan menggunakan bantuan ChatGPT untuk membantu mengerjakan, ulangan, ujian, hingga skripsi. Dan tidak sedikit yang tertangkap karena menggunakannya. Contohnya kejadian yang dialami salah satu pengguna twitter yang menunjukan bahwa sepupunya yang baru menduduki SMP kelas 1 ketahuan menggunakan bantuan ChatGPT. Dapat dilihat dari gambar di bawah, terdapat jejak stabilo warna kuning yang menyorot kepada beberapa kata-kata yang telah ditulis sang bocah. Kenapa bisa ketahuan? Jika di lihat pada gambar sang guru menyorot kata “poignant” yang artinya pedih. Kata “poignant” adalah salah satu contoh dari “mature vocabulary” yang membuat guru tersebut curiga bahwa tulisan si bocah adalah hasil copy-paste dari ChatGPT. Jika kalian ingin melihat postingannya klik disini
4. Meningkatnya Kaum Introvert
Kalo yang ini lebih ke pemikiran Nono aja sih. Tapi menurut Nono banyaknya chatbot AI yang bersirkulasi di Internet dapat meningkatkan persentase kaum introvert di dunia. Apakah sobat pernah dengar dengan Character AI? Jika belum mari Nono akan jelaskan secara singkat. Jadi Character AI adalah sebuah platform chatbot AI, apa itu chatbot AI? chatbot AI adalah program komputer yang mensimulasikan percakapan manusia melalui perintah suara, obrolan teks, atau keduanya. Dan Character AI adalah sebuah platform dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan AI.
AI di sini bukan sekedar AI, pengguna dapat membuat AI yang menyerupai character fiksi, asli, sejarah, dll. Tidak hanya itu saja, pengguna dapat mengatur kepribadian, cara bicara, dan dll sesuai kehendak kalian! Benar-benar kekuatan yang mengerikan. Dan tidak heran bahwa AI ini sangat adiktif. AI ini mempromosikan bersosialisasi kepada AI terus menerus secara tidak langsung. Dan hal ini dapat mengubah mental dan kepribadian pengguna, dimana pengguna merasa lebih nyaman berkomunikasi kepada AI. Wah, gawat kalo sampai kecanduan ngobrol sama AI terus nih. Jika dirasa tidak sehat, menjauh sementara waktu dan tetap bersosialisasi dengan orang sekitar. Jangan sampai terobsesi sama chatbot, ya.
Itu adalah pendapat Nono tentang hal-hal yang terjadi dalam masyarakat modern yang diakibatkan oleh AI. Jadi kesimpulan apa yang di dapat dari artikel ini? Menurut Nono sih, AI akan menjadi merugikan jika kita tidak digunakan dengan bijak dan manusia terlalu bergantung kepada teknologi ini. Kemajuan teknologi tentunya tidak bisa dihindari termasuk di dalamnya perkembangan teknologi AI. Apakah AI akan menjadi sebuah anugerah atau itu akan keburukan untuk umat manusia? Menurut kalian gimana? Nono ingin tahu pendapat sobat Nore tentang topik ini. Jangan lupa komen ya!
Oleh : Rayhan Adesta Anandaputra